Skip to main content

Audit Kode Status HTTP dengan Sequence Stats

Mengetahui kode status HTTP adalah hal yang krusial karena dapat memengaruhi bagaimana situs web disajikan kepada audiens. Oleh karena itu, mengaudit kode status menjadi penting. Dalam artikel singkat ini, kita akan mempelajari tentang kode status dan bagaimana Anda dapat mengauditnya melalui Sequence Stats.

Apa Itu Kode Status HTTP?

Kode status HTTP adalah tiga digit angka yang dikembalikan oleh server web sebagai respons terhadap permintaan klien yang dibuat ke server. Kode status ini mengkomunikasikan hasil dari upaya server untuk memenuhi permintaan klien. Setiap kode status dikelompokkan ke dalam lima kelas, menandakan jenis responsnya.

Lima Kelas Kode Status HTTP

Seperti yang disebutkan sebelumnya, kode status HTTP dikelompokkan ke dalam lima kelas. Kelas-kelas ini diidentifikasi oleh digit pertama dari tiga digit kode status. Berikut adalah gambaran singkat tentang kelima kelas kode status HTTP:

1. Respons Informasional (1xx)

Kode status dalam kelas 1xx bersifat informatif dan menunjukkan bahwa permintaan telah diterima, dipahami, dan sedang berlanjut. Ini adalah respons sementara yang memberi tahu klien bahwa tindakan lebih lanjut diperlukan.

Contoh:

  • 100 Continue: Server telah menerima bagian awal permintaan dan mengharapkan klien untuk melanjutkan sisanya.
  • 101 Switching Protocols: Server sedang mengubah protokol sesuai permintaan klien.

2. Respons Berhasil (2xx)

Kode status dalam kelas 2xx menunjukkan bahwa permintaan klien telah diterima, dipahami, dan diterima dengan baik. Respons ini menandakan bahwa tindakan yang diminta berhasil diselesaikan.

Contoh:

  • 200 OK: Permintaan berhasil, dan server telah mengembalikan data yang diminta.
  • 201 Created: Permintaan telah menghasilkan pembuatan sumber daya baru.
  • 204 No Content: Server berhasil memproses permintaan tetapi tidak perlu mengembalikan konten.

3. Pesan Redireksi (3xx)

Kode status dalam kelas 3xx menunjukkan bahwa tindakan lebih lanjut perlu diambil untuk menyelesaikan permintaan. Kode-kode ini sering digunakan untuk pengalihan, memberi tahu klien bahwa sumber daya yang diminta sekarang berada di lokasi lain.

Contoh:

  • 301 Moved Permanently: Sumber yang diminta telah dipindahkan secara permanen ke lokasi yang berbeda.
  • 302 Found (atau Moved Temporarily): Sumber yang diminta telah dipindahkan secara sementara ke lokasi yang berbeda.
  • 304 Not Modified: Salinan cache klien masih valid, dan server tidak perlu mengirim salinan baru.

4. Respons Kesalahan Klien (4xx)

Kode status dalam kelas 4xx menunjukkan bahwa klien tampaknya telah melakukan kesalahan atau permintaan tidak dapat dipenuhi. Respons ini menyarankan bahwa klien perlu mengambil tindakan korektif.

Contoh:

  • 400 Bad Request: Permintaan tidak dapat dipenuhi karena sintaks yang buruk.
  • 401 Unauthorized: Otentikasi diperlukan, dan klien perlu memberikan kredensial valid.
  • 403 Forbidden: Klien tidak memiliki izin untuk mengakses sumber daya yang diminta.
  • 404 Not Found: Sumber daya yang diminta tidak dapat ditemukan di server.

5. Respons Kesalahan Server (5xx)

Kode status dalam kelas 5xx menunjukkan bahwa server gagal memenuhi permintaan yang valid. Respons ini menunjukkan bahwa masalah berada di pihak server.

Contoh:

  • 500 Internal Server Error: Pesan kesalahan generik menunjukkan bahwa ada yang salah di server.
  • 502 Bad Gateway: Server, sambil bertindak sebagai gateway atau proxy, menerima respons yang tidak valid dari server hulu.
  • 503 Service Unavailable: Server tidak siap untuk menangani permintaan, sering kali karena kelebihan beban atau pemeliharaan sementara.

Memahami kelima kelas ini dapat membantu pengembang dan administrator sistem mendiagnosis dan menangani masalah yang mungkin muncul selama komunikasi antara klien dan server di web. Setiap kelas memberikan informasi berharga tentang sifat respons dan membimbing tindakan yang tepat untuk menangani permintaan.

Cara Melakukan Audit Kode Status HTTP

Sekarang, Anda perlu mengetahui apakah ada kesalahan dalam kode status website. Anda dapat melakukannya dengan menggunakan Sequence Stats. Di sini, Anda akan mendapatkan data status dari situs Anda. Untuk cara dasar menuju menu Pemeriksaan Situs, silakan baca Cara Melakukan Site Audit.

Kemudian, dalam hasil Site Audit, Anda akan melihat grafik Kode Status HTTP. Dengan visualisasi ini, Anda akan dapat menemukan kesalahan.

Gambar 1 - Kode Status HTTP di Sequence Stats.
Gambar 1 - Kode Status HTTP di Sequence Stats.

Untuk lebih detailnya, silahkan buka Daftar URL yang dapat menunjukkan kode status dari semua URL yang Anda punya.

Gambar 2 - List of URL di Site Audit Sequence Stats.
Gambar 2 - List of URL di Site Audit Sequence Stats.

Bukan hanya itu, dalam pemeriksaan ini, Anda dapat mendapatkan data tentang kesehatan situs web seperti yang Anda dapatkan di Lighthouse. Berikut adalah gambarannya.

Gambar 3 - Site Audit dilengkapi dengan Lighthouse di Sequence Stats
Gambar 3 - Site Audit dilengkapi dengan Lighthouse di Sequence Stats

Kesimpulnny, melakukan audit rutin pada kode status HTTP adalah praktik proaktif dan penting untuk menjaga situs web atau aplikasi web tetap sehat dan berperforma baik. Ini memastikan pengalaman pengguna yang positif dan berkontribusi pada kesuksesan SEO.

Untuk membantu Anda melakukan audit, silakan coba Sequence Stats sekarang!

Last updated on November 16, 2023
by Tati Khumairoh